Gametogenesis - gametogenesis dan tahap pembelahan
Pendahuluan
Dalam mempertahankan hidup dan
keturunannya hewan dapat berkembang biak yang merupakan salah satu ciri dari
makhluk hidup untuk mempertahankan hidup dan keturunannya. Kemampuan dalam
berkembang biak dapat menentukan eksistensi suatu organisme.
Gametogenesis adalah suatu proses
pembentukan gamet atau sel kelamin yang sangat terspesialisasi yang mampu
melakukan fertilisasi untuk menjadi individu baru. Gametogenesis juga dapat
dikatakan sebagai proses diploid dan haploid yang selnya mengalami pembelahan
dan diferensiasi yang membentuk gamet
haploid dewasa.
Gametogenesis dalam hal ini memegang
peranan yang sangat penting dalam perkembang biakan yang terjadi pada hewan
untuk mempertahankan hidup dan keturunannya. Pada proses ini gametogenesis
terbagi atas beberapa tahap yaitu proses pembelahan sel secara mitosis dimana
pada proses ini sel-sel ini mulai memasuki fase proliferasi shingga jumlahnya
bertambah dengan pesat. Tahap berikutnya adalah proses pembelahan sel secara
meiosis dimana pada proses ini melalui proses reduksi kromosom gamet, dari
diploid (2n) menjadi haploid (n). Tahapan selanjutnya proses pembentukan sel
sperma yang disebut dengan spermatogenesis dimana pada proses ini terdapat sel-sel induk sperma yang bersifat diploid (2n)
yang di sebut spermatogonium. Tahapan selanjutnya proses pembentukan sel
kelamin betina (sel telur) yang terjadi di dalam ovarium disebut dengan
oogenesis.
Telur mengalami pembagian dan
reduksi jumlah kromosom yang samaseperti sperma. Pembelahan pertama
menghasilkan sebuah sel yang sangat kecil yang disebut badan polar dan sebuah
sel yang besar disebut oosit sekunder. Pembelahan kedua juga tidak menghasilkan
sel-sel yang sama, dan dengan demikian hasil oogenesis, atau pematangan telur,
adalah satu gamet yang fungsional dan tiga buah badan-badan polar nonfungsional
yang kemudian akan luluh (bagi beberapa organisma, badan polar pertama tidak
mengalami pembelahan kedua jadi menghasilkan sebuah gamet fungsional dan dua
badan polar nonfungsional) (Pai, 1987).
Pembahasan
1.1
Mitosis
Mitosis merupakan metode pembelahan
sel yang terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Seperti pada tumbuhan pembelahan
mitosis terjadi pada jaringan titik tumbuh (Meristem), seperti pada ujung akar
atau puncak tanaman. Mitosis terjadi hanya pada sel Eukariotik. Pada organisme
multi sel, sel somatik yang mengalami pembelaha secara mitosis. Sedangkan pada
sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina)
membelah diri melalui proses yang berbeda disebut Meiosis.
Terdapat perbedaan mendasar antara
pembelahan mitosis pada hewan dan tumbuhan, pada hewan terbentuk aster dan
terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua
sel anak menjadi terpisah.
Pada mitosis, setiap kromosom dalam
sel diduplikasi (selama fase S daur selnya) dan satu perangkat lengkap kromosom
didistribusikan pada setiap nukleus anak. Sering sel induk membagi diri pada
waktu yang sama prosesnya disebut sitokenesis, setiap sel anak menerima salah
satu dari kedua nukleus identik yang dihasilkan metosis (kimball, 1990).
Gambar 1 : Tahapan-tahapan
pembelahan Mitosis
·
Profase
Pada awal profase, sentrosom dengan
sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing
sentrosom hasil pembelahan bermigrasi
kesisi berlawanan dari inti (Campbell, 1999).
·
Metafase
Masing-masing sentromer mempunyai
dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh
serabut kinetokor. Sementar itu, kromatid bersaudara bergerak ke bagian tengah
inti membentuk keping metafase (Campbell, 1999).
·
Anafase
Masing-masing kromatid memisahkan
diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk sentromer.
Masing-masing kromosom di tarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing
(Campbell, 1999).
·
Telofase
Ketika kromosom saudara sampai ke
kutubnya masing-masing, mulainya telofase. Kromosom saudara tampak tidak
beraturan dan jika di warnai, terpulas kuat dengan pewarna histologi (Campbell,
1999).
Tahap berikutnya terlihat
benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat (membentuk kromatin;
difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase. Pada
akhirnya membran ini tidak terlihat di antara dua anak inti (Campbell, 1999).
Sitokinesis. Selama fase akhir
pembelahan mitosis, muncul lekukan membran sel dan lekukan makin dalam dan
akhirnya membagi sel tertua menjadi dua sel anak. Sitokinesis terjadi karena di
bantu oleh protein aktin dan myosin (Campbell, 1999).
1.2
Meiosis
Meiosis atau pembelahan reduksi
adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom
setengah jumlah kromosom sel induk. Pembelahan meiosis sangat penting bagi
organisme yang berkembang biak secara seksual, yaitu dalam proses pembentukan
gamet (gametogenesis).
Mitosis menghasilkan sel-sel yang
mempunyai jumlah kromosom yang sama persis seperti sel induknya. Hal ini akan
menyebabkan timbulnya kesukaran jika sel-sel yang dibentuk tadi harus berfungsi
sebagai gamet sperma manusia dengan 46 kromosom bersatu dengan telur yang
mengandung 46 kromosom akan menghasilkan zigot dengan 92 kromosom dua kali
lipat jumlah biasa bagi spesies itu. Pemkembangan dengan mitosis akan
menghasilkan semua sel berurutan dengan jumlah yang baru.dapat segera diketahui
bahwa setelah beberapa generasi, maka tidak ada tempat di dalam selnya kecuali
bagi kromosom tadi (kimball, 1990).
Meiosis menyebabkan variabilitas
genetik, yang merupakan tonggak reproduksi seksual dalam tiga cara:
1. Dengan
mereduksi jumlah kromosomnya menjadi setengahnya,yang memungkinkan pembuahan
dan dengan demikian kombinasi gen-gen yang di turunkan dari dua tertua.
2. Dengan
pilihan acak kromosom-kromosom homolog maternal dan paternal selama meiosis I.
3. Dengan
rekombinasi berbalas segmen-segmen dari kromosom homolog maternal dan kromosom
paternal selama alih silang (kimball, 1990).
Pada
pembelahan meiosis terjadi dua kali periode pembelaha sel, yaitu pembelahan I
(meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Pada sel hewan terjadi meiosis I
dan meiosis II. Pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan
seperti pada metosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I,
anafase I, telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II.
Perhatikan gambar berikut ini :
Gambar 2 : profase awal,
pertengahan dan akhir.
Gambar 3 : Ringkasan sistematik
tahap-tahap pembelahan meiosis
Meiosis I di sebut juga
pembelahan reduksi terdiri atas empat tahap yaitu profase I, metafase I,
anafase I, dan telofase I. Pada tahap meiosis
II berlangsung seperti mitosis, tetapi sel-selnya bersifat haploid (n)
menghasilkan 4 gamet. Meiosis II juga berlangsung dalam empat tahap pembelahan,
yaitu profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II.
1.2.1
Meiosis
I
·
Profase I
Leptonema,
benang-benang kromatin menjadi kromosom. Zigonema, kromosom yang sama bentuknya
atau kromosom homolog berdekatan atau bergandegan. Pakinema, setiap bagian
kromosom homolog mengganda tetapi masih satu ikatan. Diplonema, kromatid dari
masing-masing belahan kromosom memendek dan membesar. Diakinesis, sentrosom
membentuk dua sentriol yang masing-masing membentuk benang glendong pembelahan.
·
Metafase I
Tetrad
berkumpul dibidang ekuator
·
Anafase I
Benang glendong
pembelahan dari masing-masing kutup menarikkromosom homolog sehingga setiap
pasangan kromosom homolog berpisah bergerak ke arah kutub berlawanan.
·
Telofase I
Kromatid
memadat, selubung inti terbentuk dan nuklus muncul lagi, kemudian sitokenesis
berlangsung.
1.2.2
Meiosis
II
·
Profase II
Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya
pada kutub yang berlawanan dan dihubungkan oleh benang gelendong.
·
Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid
berkelompok dua-dua. Belum terjadi pembelahan.
·
Anafase II
Kromosom melekat pada kinetokor benang
gelendong, lalu ditarik oleh benang gelendong ke arah kutub yang berlawanan yang
menyebabkan sentromer terbelah.
·
Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu
berubah menjadi kromatin kembali. Bersamaan dengan itu membran inti dan anak
inti terbentuk kembali, dan sekat pemisah semakin jelas sehingga akhirnya
terjadilah dua sel anakan.
1.3
Spermatogenesis
Spermatogenesis ialah gametogenesis
pada hewan jantan dan pada laki-laki. Sel-sel primordial diploid di dalam
testis membelah secara mitosis berkali-kali dan membentuk yang kemudian
membelah secara meiosis. Hasilnya berupa dua buah sel spermatosit sekunder yang
masing-masing haploid (ptcp1).
Spermatogenesis mencakup pematangan
sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian di simpan dalam
epididimis. Tubulus seminiferus terjadi dari sejumlah besar sel germinal yang
di sebut spermatogonia. Spermatogonia terletak di dua sampai tigalapis luar
sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Perhatikan gambar
dibawah ini :
Gambar 1.3.1 :
proses pembelahan spermatogenesis
Hasil akhir dari
spermatogensis adalah spermatozoa yang haploid (n), dimana 1 spermatosit primer
menghasilkan 4 spermatozoa. Proses ini berlangsung di dalam testis.
Pada
manusia yang di maksud dengan spermatogenesis ialah proses pembentukan
spermatozoa, yang berlangsung di dalam buah zakar (testis).
Spermatid
tidak mengalami pembelahan tetapi mengalami perunahan bentukyang sangat
mencolok untuk menjadi sperma.
1.3.1
Spermatozoa
Spermatozoa
berasal dari sel primordial yang diploid yang disebut spermatosit primer, yang
mengandung 46 kromosom, yaitu 44 autosom dan 2 kromosom kelamin (pada pria
berupa kromosom kelamin –X dan –Y). Setelah mengalami pembelahan meiosis maka
jumlah kromosom dipisah dan terjadilah dua macam spermatosit sekunder yang
haploid. Yaitu yang satu mengandung dua autosom + sebuah kromosom –X dan yang
lainnya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –Y. (ptcp2)
Spermatozoa
yang dihasilkan tubulus seminiferus akan tertahan di epididimis, dimna ia akan
bercampur dengan cairan yang dikeluarkan oleh beberapa kelenjar. Sebelum masuk
ke dalam epididimis spermatozoa tidak mampu membuahi sel telur. Setelah melalui
epididimis, spermatozoa menjadi aktif. Untuk berlangsungnya spermatogenesis itu
testis harus memiliki temperatus 3-40C dibawah temperatur badan (370C)
ada yang berpendapat bahwa pakaian pria yang terlalu tebal akan menimbulkan
temperatur yang begitu tinggi daripada temperatur normal yang berlaku untuk
skrotum sehingga mengurangi jumlah spermatozoa yang dibentuk (ptcp2).
1.4
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses
pembentukan sel kelamin betina atau gamet betina yang disebut sel telur atau
ovum. Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Didalam ovarium, sel induk telur yang
disebut Oogonium tumbuh besar sebagai Oosit primer sebelum membelah secara
meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada spermatogenesis yang menghasilkan 2
spermatosit sekunder yang sama besar. Meiosis I pada Oosit primer menghasilkan
2 sel dengan komponen sitoplasmid yang berbeda, yaitu 1 sel besar dan 1 sel
kecil. Sel yang besar disebut Oosit sekunder, sedangkan sel yang kecil disebut
badan kutub primer.
Gambar 1.4.1 : Proses Oogenesis dan
ovum
Oogenesis
dapat bervariasi berdasarkan cara reproduksi hewannya. Pada spesies yang
melakukan fertilisasi dalam reproduksinya di air, jumlah telur yang kemungkinan
dilepaskannya dapat berkisar diantaranya ratusan butir telur bahkan sampai
ratusan ribu butir telur yang dilepaskannya.
Oogenesis
merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum. Proses oogenesis
dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon
FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folokel disekitar sel
ovum.
2. Hormon
estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormon LH.
3. Hormon
LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (proses pematangan sel ovum).
4. Hormon
progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH.
(Effendi, 2000)
Penutup
Kesimpulan
:
1.
Dalam mempertahankan
hidup dan keturunannya hewan dapat berkembang biak yang merupakan salah satu
ciri dari makhluk hidup untuk mempertahankan hidup dan keturunannya.
2.
Gametogenesis adalah
suatu proses pembentukan gamet atau sel kelamin yang sangat terspesialisasi
yang mampu melakukan fertilisasi untuk menjadi individu baru.
3.
Pada proses ini
gametogenesis terbagi atas beberapa tahap yaitu proses pembelahan sel secara
mitosis, pembelahan sel secara meiosis, spermatogenesis dan oogenesis.
4.
Mitosis merupakan
metode pembelahan sel yang terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Mitosis terjadi
hanya pada sel Eukariotik. Pada organisme multi sel, sel somatik yang mengalami
pembelaha secara mitosis.
5.
pembelahan mitosis
dibagi ke dalam empat fase yang berurutan : Profase, metafase, anafase, dan telofase.
Masa diantara pembelahan-pembelahan disebut interfase.
6.
Meiosis atau pembelahan
reduksi adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah
kromosom setengah jumlah kromosom sel induk.
7.
Pada pembelahan meiosis
terjadi dua kali periode pembelaha sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan
pembelahan II (meiosis II).
8.
Pada pembelahan meiosis
I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada metosis. Oleh karena itu
dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I, telofase I, profase II,
metafase II, anafase II, dan telofase II.
9.
Spermatogenesis ialah
gametogenesis pada hewan jantan dan pada laki-laki. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel.
10. Spermatozoa
yang dihasilkan tubulus seminiferus akan tertahan di epididimis, dimana ia akan
bercampur dengan cairan yang dikeluarkan oleh beberapa kelenjar.
11. Oogenesis
merupakan proses pembentukan sel kelamin betina atau gamet betina yang disebut
sel telur atau ovum.
Daftar pustaka
Campbell,
N.A . 1999. Biologi edisi kelima jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Effendi, A . 2000. Anatomi Fisiologi Manusia Paket II.
Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Kimball, J.W . 1990. Biologi edisi kelima jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Pai, C. Anna . 1987. Dasar-dasar Genetika. Jakarta :
Erlangga.